25.11.25

Ibu di Tiap Kamis

Salam hormat dan kasih, semoga Tuhan memberi kedamaian untuk ibu dan keluarga.

Sudah lama saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu, untuk semua inspirasi perjuangan Ibu mencari keadilan kpd negara. Saya seorang ibu bekerja biasa, yg tidak pernah mengenyam pendidikan sosial-politik, sehingga baru dapat banyak pelajaran di Aksi Kamisan.

Sayapun menonton banyak wawancara Ibu, membaca artikel di portal berita, mengikuti Ibu di media sosial. Saya mencoba mensejajari napas hidup Ibu, langkah Ibu, meniti kesetiaan pada rasa kasih terhadap anak Ibu.

Mungkin sayapun mencari rasa adil itu, untuk mereda luka dari pengalaman pahit saya sendiri, maupun dr terpuruknya negeri ini— yang semakin suram di tahun ini. Ibu yg setia berdiri, berdoa dengan khidmat, berbicara pd kami tentang melawan yg tak adil, menjadi penguat saya jua.

Ibu, berbagai kuliah terbuka saya ikuti, semua mengartikulasikan konflik, mengungkap teori keadilan, membakar semangat utk terus melawan. Tapi, Ibu bukan lagi sekadar teori2 itu; Ibu lah wujud perlawanan bagi saya. Ibu adalah kami orang biasa juga. Ibu bukan seorang yg bertitel menara gading, bukan pula sesosok eksklusif yg tak terjangkau kami.

Ibu adalah kita, tapi Ibu berani.

Di awal saya bergabung Suara Ibu Indonesia, saya tidak pernah bicara di depan orang. Saya memendam luka2 saya seorang diri, tak miliki rasa percaya pd dunia. Tapi kehadiran Ibu, menjadi cermin bagi saya untuk berani. Saya jg seorang ibu, saya juga ikut marah dg perlakuan negara ini pada anak-anak kita. Tapi saya tak punya intelegensi yg baik utk mengekspresikan luka2 ini, sampai saya hadir ke Aksi Kamisan.

Mungkin kehadiran saya tidak sekuat yg lain, baru sejak tahun lalu. Tapi kini, tiap Kamis adalah hari saya untuk Ibu: untuk para korban ketidakadilan negara. Untuk Affan, untuk Laras, untuk 135 korban Kanjuruhan, untuk semua tumpukan amarah para korban di seluruh negeri.

Ibu, dengan amat rendah hati saya memohon….

ruangkan lah energi Ibu. Andai Ibu tahu, kami semua terpicu api perlawanan sejak datang ke Kamisan. Ibu adalah benih keberanian kami.

Semoga Ibu berkenan. 🙏🏼

9.8.24

Trigger Warning

 More than a decade, and this one is still giving me the same wound.


"Oh mau kawin ya? Tadi liat ada anjing lagi kawin, ternyata lagi musim kawin ya?"

My hands were literally shaking. My chest was burning.

Why is it still here?

I thought I had long forgotten about it, or at least it should have not given the same effect as I wounded in that moment? I need to see why. This is much bigger than that person's ugly mouthing.

I thought as I knew that she was a liar, she cheated on his then commited bf, she lied about being a vegan (many told me she ate KFCs—though I'm ok with she ate what she wanted), or that the fact she ended up sick which I really tried to forgive her and I pity her....I thought I had already forgot about it.

I need to know why. I think her appearance triggers the long-hidden wound I didn't realize I had. There were too many bigger problems happened and hurt me. Her ugly heart was, to me, considered only 2% hurting than of the wound someone else gave to me that time.

I guess I just need to do the shadow work again.

So, hello again, dinnah. The 22 yo version of me.


20.9.16

Udara dari Napasmu



“Boleh kah?” Rae berbisik. Wajahnya telah dekat dengan wajah Ru, menitikkan air mata. Tangan Rae menyentuh lembut rahang pipi Ru, yang juga sedang menahan lengan Rae, bukan untuk menolaknya. Napas mereka bertemu sesekali. Hembusan-hembusan hangat, suara-suara berisik jalanan di bawah kaki mereka menjadi kabur dan membayang-bayang. Udara menjadi gamang, seakan berhenti menghembus di sela kaki-kaki mereka yang dingin. Udara hangat dari napas Rae membuat Ru sejenak mengada di mimpi-mimpi merindu dalam rentang yang lalu. Ru hanya ingin Rae lupa akan semua rencananya. Atau membuat Rae mampu memijak bumi yang penuh akar duri menusuk kulit dan logikanya. Namun jeda yang berjarak akan membuat Rae kalut. Mungkin tak ada waktu lagi. Mungkin Rae tak mempercayainya lagi jika ia tak memberinya jawaban sekarang juga.  Genggam Ru pada lengan Rae semakin erat. Ru ingin ikut, tetapi ia takut. Dan seketika bayangan-bayangan sekitar menjadi lugas lagi, lampu-lampu kota menyilaukan lagi. Seseorang telah berteriak di bawah sana. Membuat keramaian dan menunjuk-nunjuk ke arah mereka. “Ru…..” Rae sudah memutuskan.


Di bawah, ada yang berusaha mencegah tubuh Ru hancur. Tapi terlambat. Remuknya bagai puisi dari kejauhan di atas sana. Puisi tentang rasa yang tuntas.

***

24.8.16

Apa yang Terjadi di Aceh?



Halo, senang sekali bisa berkesempatan ngobrol. Bisa ceritakan apa aktivitas saat ini?
Hi Dina. Senang juga bisa berkesempatan sharing dengan Celebrity Killed Zine. Sekarang masih juga sebagai job & scholarship seeker, dan sedang ngegarap proyek zine juga.

Saya mendengar kabar yang membuat cemas mengenai hukum Syariah yang diterapkan di Aceh. Menurut kamu, bagaimana pengaruh peraturan tersebut terhadap kehidupan sehari-hari orang-orang di Aceh, dan juga terhadap kehidupan kamu sendiri?
Boleh jadi ada ketentraman juga yang bisa mempengaruhi kehidupan sehari-hari orang-orang di Aceh, tapi dibelakang ini banyak kasak-kusuk. Banyak kemunafikan juga. Ketentraman semu. Dugaan saya ini cuma pengalih perhatian belaka. Yang judi, yang pacaran, yang dicambuk, tapi yang korupsi? Boro-boro dicambuk, ketawa-ketiwi aja kali mereka nonton hukuman cambuk di TV. Bahkan membiarkan anak-anak kecil di tengah keramaian "pertunjukan" hukum cambuk (i was like, is this 21st century) dibiarkan begitu saja, pantaskah? Mungkin sebelumnya kamu pernah dengar polisi syariah melakukan threesome dengan tahanannya? Atau seorang gadis belia yang cuma mau nonton keyboard tapi dituduh hidung belang karna malam hari sampai dia bunuh diri malu akan cemoohan dari keluarga dan lingkungan? The list goes on. 

Yang gawat kalau ketentraman ini justru lebih dirasakan para penjahat, penindas. Para penjahat kelas berat, para penindas tentunya senang hidup di antara rakyat yang ketakutan.

Bagi saya pribadi yang besar dan hidup di lingkungan Islam. Saya cuma menganggap menjadi muslim ini bagian dari kultur atau warisan orang tua, tapi secara praktis saya non-believer. Masih ada beberapa hal yang masih saya nikmati seperti kebersamaan di Idul Adha atau atmosfir/suasana di bulan ramadhan itu beda aja. Tapi apakah ini dampak positif hukum Sharia bagi saya? I don't know.

Pernahkah kerabat atau kamu sendiri mengalami hal yang tidak menyenangkan sehubungan dengan hukum syariah ini?
Tidak tahu, kemungkinan ada. Saya secara penerapannya memang tidak senang. So no explanation needed.


Apakah peraturan tersebut cukup membantu dari satu sisi yang tidak pernah kami, orang luar Aceh, dengar? Misalnya, terjadi penurunan angka kriminalitas di masyarakat.
Tanpa harus saya analisis secara ilmiah dengan data-data, asumsi saya berani katakan TIDAK.

Bagaimana opini kamu terhadap komentar yang datang dari luar bahwa hukum syariah ini tidak sesuai dengan Hak Asasi Manusia?
Setuju. Apakah memaksa perempuan yang menonton konser dengan celana panjang harus diganti dengan kain sarung itu melanggar HAM? Apakah mengkriminalisasikan hubungan sesama jenis melanggar HAM? Apakah mengancam kebebasan kamu untuk memeluk agama lain/bahkan tidak beragama sekalipun tidak melanggar HAM? 

Apakah menurut kamu, hukum ini wajib diikuti oleh orang-orang yang beragama selain Islam di Aceh?
TIDAK.

Terakhir ya, apa yang bisa kamu lakukan untuk menjalani hidup yang paling ideal buat kamu di Aceh?
"I'm just a dude playing a dude disguised as another dude." - Well, saya sudah dapat warning dari keluarga semenjak ketahuan bahwa saya seorang ateis. Jadi untuk hidup di bawah rezim Sharia saya cuma bisa bermain drama dalam artian saya tetap "sholat' di depan ortu demi, pergi jum'atan, puasa, dll. Semua itu saya lakukan demi menciptakan keharmonisan kelurga dan sosial. Pahitkah hidup dalam kepura-puraan? Jelas, tetapi saya sadar kalau dunia ini cumalah panggung sandiwara, so i play that part.


-end-


Interview with Titan (Revolt, Bogor)



Titan sih yang bisa dibilang ngenalin gue sama dunia perskenaan. Dari hal nyenengin sampe nyebelin pernah gue lalui bersama Mas Tan, dan outputnya selalu positif kalo sama dia. Seneng deh lihat Mas Titan happy dengan semua yang dia jalanin sekarang. Ngobrol santai yuk!

Hi, Mas Titan! Lagi sibuk apa sekarang?
Yo Din..lg sibuk menata kehidupan supaya jadi lebih baik nih! hahaha..

Sama Revolt masih ya? Wow, udah berapa tahun ya barengan terus?
Haha udah brapa taun ya, Revolt itu start dari akhir taun 98an, nah berapa taun tuh monggo dihitung.. Sebenernya yang bikin kita masih ada sampe sekarang itu karena pada dasarnya kita bikin band bersifat kekeluargaan, jadi klo lagi pada selow hayok ngeband, hayok rekaman, hayok tour..Ya kadang bisa dibilang ada saatnya produktif ada saatnya juga konsumtif, tapi dibalik itu kita merasa satu sama lain udah kaya keluarga. Bikin band dari masa abege sampe sekarang udah pada nikah dan ada yang udah punya anak juga. Hahaha..

revolt - Bogor


Ceritain dong gimana proses menulis lagu-lagu di Revolt, ada yang paling berkesan ngga?
Kalo di "Bring That Beat Back" semua lirik bikinannya Eric, kalo yang gue tulis itu di rilisan-rilisan awal. Tapi semuanya bercerita tentang seputar hal-hal yang sering kita alami dan liat ya, seputar pertemanan, kehidupan,  serta hal-hal lain yang kadang asik aja buat ditulis, ya kaya si eric tuh kadang khan tulisannya cuma dia aja yang bisa ngertiin, hehe.. 
Yang paling berkesan untuk saat ini, salah satu lagu yang judulnya BERGERAK diaransemen ulang dan direkam sama LET'S GO. Lebih asoy aransemennya cuy, haha..

JIWAAAAAAAAA....A! (buat yang tau aja)


Menurut Mas Titan, gimana sih skena di Bogor bisa survive sampai sekarang? Regenerasinya kayak apa contohnya?
Sebenernya yang bisa bikin survive itu karena kita melakukan apa yang kita suka ya, dan untuk perihal regenerasi Hc/Punk di Bogor menurut gue masih sedikit tersendat ketimbang kota-kota lain, karena band-band baru yang bermunculan itu sebenarnya lebih banyak orang lamanya ketimbang "orang baru"nya. Gig-gig yang kita bikin pun 60-70% yang dateng juga masih itu-itu aja, tapi patut disyukuri juga walaupun sedikit setidaknya masih ada regenerasi yang produktif, salah satunya sekarang ada Kick It Collective & Records yang menurut gue walau team mereka sangat terbatas tapi yang mereka bikin n lakuin sejauh ini selalu maksimal, ya semoga spirit mereka bisa menjadi triggers juga buat generasi selanjutnya, amin!

Let's talk about family. Gimana niiy rasanyaaa udah berkeluarga? Uh, pengen mampir ke rumahmu lagi deh. Asik banget penataan interiornya! Gimana Mas Titan ngebagi peran bareng istri supaya semuanya berjalan baik?
Berkeluarga itu asik ya din...yang sebelumnya Do It Yourself, sekarang jadi Do It With Your Family, hahaha :p
Hayok sini Din main kerumah lagi, kebetulan kemarin baru aja ada sedikit renov karena bagian atap terserang rayap, dan sekarang lagi pelan-pelan mengkonsepin tata ruang yang baru nih, hehe..
Untuk pembagian peran sejauh ini sih berjalan dengan baik ya, gue yang berwirausaha dan istri yang kerja paruh waktu sebagai instruktur biola di 2 sekolah musik, jadi kalo doi lagi ngelesin ya gue yang stand by buat ngasuh Deiva, hehe...
Oia, gue sama istri juga bikin sebuah proyekan namanya Auntea Project, bikin-bikin semacam produk home aksesoris, mulai dari mug, cushion, pouch, dan beberapa aksesoris lainnya.





Dan apa momen paling Mas Titan suka ketika bareng keluarga kecilnya?
Momen disaat Deiva lagi nunjukkin hal-hal baru yang belum pernah dilakuin sebelumnya, hehe..



Oiya, ceritain dong gimana kamu bareng anak-anak Bogor bikin Eternal Store? Menurutku, Eternal Store keren banget sih konsepnya, dan jadi salah satu cara untuk regenerasi juga. Betul ga?
Basically gue itu suka banget sama yang namanya merchandise atau aksesoris band, dulu sekitar tahun 2001 belajar nyablon kaos trus nyobain dijual ketemen-temen deket buat nambah2 duit jajan haha.. Nah mulai dari situlah gue mulai serius produksi dan distribusi merchandise band, sampe pada akhirnya sepakat bikin kolektif store bareng temen-temen setongkrongan pada awal 2013 dengan nama Eternal Store, jualan merchandise mulai dari apparel, totebag, juga menerima custom order seperti jam tangan custom, pin button, patches/emblem, sampe ke cushion custom dan beberapa rilisan fisik seperti kaset, cd dan vinyl.
Ya bisa juga ya disebut sebagai salah satu cara regenerasi, karena suka juga jadi wadah sharing ide kalau ada yang mau bikin gig ataupun rilisannya, kadang suka diobrolin bareng2 di toko, sambil ngupi2 tentunya :p



Terakhir nih Mas Tan, sebutkan 3 of your favorite things and why.
Deivara Nareshvari - Spirit gue!
Tahu Gejrot - suka lupa diri kalo lagi makan tahu gejrot, hehe..
Jengkol - mau disemur, direndang, atau dibalado..total pol rasanya!

Okay Mas Tan, thank you yaa buat sempet-sempetin bales pertanyaanku di tengah-tengah sibuknya. Adios!