24.8.16

Apa yang Terjadi di Aceh?



Halo, senang sekali bisa berkesempatan ngobrol. Bisa ceritakan apa aktivitas saat ini?
Hi Dina. Senang juga bisa berkesempatan sharing dengan Celebrity Killed Zine. Sekarang masih juga sebagai job & scholarship seeker, dan sedang ngegarap proyek zine juga.

Saya mendengar kabar yang membuat cemas mengenai hukum Syariah yang diterapkan di Aceh. Menurut kamu, bagaimana pengaruh peraturan tersebut terhadap kehidupan sehari-hari orang-orang di Aceh, dan juga terhadap kehidupan kamu sendiri?
Boleh jadi ada ketentraman juga yang bisa mempengaruhi kehidupan sehari-hari orang-orang di Aceh, tapi dibelakang ini banyak kasak-kusuk. Banyak kemunafikan juga. Ketentraman semu. Dugaan saya ini cuma pengalih perhatian belaka. Yang judi, yang pacaran, yang dicambuk, tapi yang korupsi? Boro-boro dicambuk, ketawa-ketiwi aja kali mereka nonton hukuman cambuk di TV. Bahkan membiarkan anak-anak kecil di tengah keramaian "pertunjukan" hukum cambuk (i was like, is this 21st century) dibiarkan begitu saja, pantaskah? Mungkin sebelumnya kamu pernah dengar polisi syariah melakukan threesome dengan tahanannya? Atau seorang gadis belia yang cuma mau nonton keyboard tapi dituduh hidung belang karna malam hari sampai dia bunuh diri malu akan cemoohan dari keluarga dan lingkungan? The list goes on. 

Yang gawat kalau ketentraman ini justru lebih dirasakan para penjahat, penindas. Para penjahat kelas berat, para penindas tentunya senang hidup di antara rakyat yang ketakutan.

Bagi saya pribadi yang besar dan hidup di lingkungan Islam. Saya cuma menganggap menjadi muslim ini bagian dari kultur atau warisan orang tua, tapi secara praktis saya non-believer. Masih ada beberapa hal yang masih saya nikmati seperti kebersamaan di Idul Adha atau atmosfir/suasana di bulan ramadhan itu beda aja. Tapi apakah ini dampak positif hukum Sharia bagi saya? I don't know.

Pernahkah kerabat atau kamu sendiri mengalami hal yang tidak menyenangkan sehubungan dengan hukum syariah ini?
Tidak tahu, kemungkinan ada. Saya secara penerapannya memang tidak senang. So no explanation needed.


Apakah peraturan tersebut cukup membantu dari satu sisi yang tidak pernah kami, orang luar Aceh, dengar? Misalnya, terjadi penurunan angka kriminalitas di masyarakat.
Tanpa harus saya analisis secara ilmiah dengan data-data, asumsi saya berani katakan TIDAK.

Bagaimana opini kamu terhadap komentar yang datang dari luar bahwa hukum syariah ini tidak sesuai dengan Hak Asasi Manusia?
Setuju. Apakah memaksa perempuan yang menonton konser dengan celana panjang harus diganti dengan kain sarung itu melanggar HAM? Apakah mengkriminalisasikan hubungan sesama jenis melanggar HAM? Apakah mengancam kebebasan kamu untuk memeluk agama lain/bahkan tidak beragama sekalipun tidak melanggar HAM? 

Apakah menurut kamu, hukum ini wajib diikuti oleh orang-orang yang beragama selain Islam di Aceh?
TIDAK.

Terakhir ya, apa yang bisa kamu lakukan untuk menjalani hidup yang paling ideal buat kamu di Aceh?
"I'm just a dude playing a dude disguised as another dude." - Well, saya sudah dapat warning dari keluarga semenjak ketahuan bahwa saya seorang ateis. Jadi untuk hidup di bawah rezim Sharia saya cuma bisa bermain drama dalam artian saya tetap "sholat' di depan ortu demi, pergi jum'atan, puasa, dll. Semua itu saya lakukan demi menciptakan keharmonisan kelurga dan sosial. Pahitkah hidup dalam kepura-puraan? Jelas, tetapi saya sadar kalau dunia ini cumalah panggung sandiwara, so i play that part.


-end-


No comments:

Post a Comment