Halo, senang sekali bisa berkesempatan ngobrol. Bisa
ceritakan apa aktivitas saat ini?
Hi
Dina. Senang juga bisa berkesempatan sharing dengan Celebrity Killed Zine.
Sekarang masih juga sebagai job & scholarship seeker, dan sedang ngegarap
proyek zine juga.
Saya mendengar kabar yang membuat cemas mengenai hukum
Syariah yang diterapkan di Aceh. Menurut kamu, bagaimana pengaruh peraturan
tersebut terhadap kehidupan sehari-hari orang-orang di Aceh, dan juga terhadap
kehidupan kamu sendiri?
Boleh
jadi ada ketentraman juga yang bisa mempengaruhi kehidupan sehari-hari
orang-orang di Aceh, tapi dibelakang ini banyak kasak-kusuk. Banyak kemunafikan
juga. Ketentraman semu. Dugaan saya ini cuma pengalih perhatian belaka. Yang
judi, yang pacaran, yang dicambuk, tapi yang korupsi? Boro-boro dicambuk,
ketawa-ketiwi aja kali mereka nonton hukuman cambuk di TV. Bahkan membiarkan
anak-anak kecil di tengah keramaian "pertunjukan" hukum cambuk (i was
like, is this 21st century) dibiarkan begitu saja, pantaskah? Mungkin
sebelumnya kamu pernah dengar polisi syariah melakukan threesome dengan
tahanannya? Atau seorang gadis belia yang cuma mau nonton keyboard tapi dituduh
hidung belang karna malam hari sampai dia bunuh diri malu akan cemoohan dari
keluarga dan lingkungan? The list goes on.
Yang gawat kalau ketentraman ini justru lebih
dirasakan para penjahat, penindas. Para penjahat kelas berat, para penindas
tentunya senang hidup di antara rakyat yang ketakutan.
Bagi saya pribadi yang besar dan hidup di lingkungan Islam. Saya cuma menganggap menjadi muslim ini bagian dari kultur atau warisan orang tua, tapi secara praktis saya non-believer. Masih ada beberapa hal yang masih saya nikmati seperti kebersamaan di Idul Adha atau atmosfir/suasana di bulan ramadhan itu beda aja. Tapi apakah ini dampak positif hukum Sharia bagi saya? I don't know.
Bagi saya pribadi yang besar dan hidup di lingkungan Islam. Saya cuma menganggap menjadi muslim ini bagian dari kultur atau warisan orang tua, tapi secara praktis saya non-believer. Masih ada beberapa hal yang masih saya nikmati seperti kebersamaan di Idul Adha atau atmosfir/suasana di bulan ramadhan itu beda aja. Tapi apakah ini dampak positif hukum Sharia bagi saya? I don't know.
Pernahkah kerabat atau kamu sendiri mengalami hal yang
tidak menyenangkan sehubungan dengan hukum syariah ini?
Tidak
tahu, kemungkinan ada. Saya secara penerapannya memang tidak senang. So no
explanation needed.
Apakah peraturan tersebut cukup membantu dari satu
sisi yang tidak pernah kami, orang luar Aceh, dengar? Misalnya, terjadi
penurunan angka kriminalitas di masyarakat.
Tanpa harus saya analisis secara ilmiah dengan
data-data, asumsi saya berani katakan TIDAK.
Bagaimana opini kamu
terhadap komentar yang datang dari luar bahwa hukum syariah ini tidak sesuai
dengan Hak Asasi Manusia?
Setuju.
Apakah memaksa perempuan yang menonton konser dengan celana panjang harus
diganti dengan kain sarung itu melanggar HAM? Apakah mengkriminalisasikan
hubungan sesama jenis melanggar HAM? Apakah mengancam kebebasan kamu untuk
memeluk agama lain/bahkan tidak beragama sekalipun tidak melanggar HAM?
Apakah menurut kamu, hukum ini wajib diikuti oleh
orang-orang yang beragama selain Islam di Aceh?
TIDAK.
Terakhir ya, apa yang bisa kamu lakukan untuk
menjalani hidup yang paling ideal buat kamu di Aceh?
"I'm just a dude playing a dude disguised as
another dude." - Well, saya sudah dapat warning dari keluarga semenjak
ketahuan bahwa saya seorang ateis. Jadi untuk hidup di bawah rezim Sharia saya
cuma bisa bermain drama dalam artian saya tetap "sholat' di depan ortu
demi, pergi jum'atan, puasa, dll. Semua itu saya lakukan demi menciptakan
keharmonisan kelurga dan sosial. Pahitkah hidup dalam kepura-puraan? Jelas,
tetapi saya sadar kalau dunia ini cumalah panggung sandiwara, so i play that
part.
-end-
No comments:
Post a Comment